
Universitas Terbuka (UT) didirikan pada tanggal 4 September 1984 sebagai perguruan tinggi negeri ke-45 di Indonesia yang mengusung sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh, dengan tujuan utama memperluas akses pendidikan tinggi bagi seluruh warga negara Indonesia tanpa terkendala tempat, waktu, maupun usia. Sejak awal, UT dirancang untuk menjangkau masyarakat luas, termasuk mereka yang tinggal di daerah terpencil, bekerja penuh waktu, atau memiliki keterbatasan mengikuti pendidikan konvensional, melalui metode pembelajaran berbasis modul, media digital, serta tutorial online dan tatap muka terbatas.
Seiring perkembangan teknologi, UT terus berinovasi dalam layanan pembelajaran daring dan kini menjadi pionir transformasi digital pendidikan tinggi di Indonesia, dengan mahasiswa tersebar di seluruh nusantara dan mancanegara. Ketika membicarakan jas almamater, warna menjadi elemen penting yang merepresentasikan identitas sebuah kampus. Di antara banyak perguruan tinggi di Indonesia, Universitas Terbuka (UT) dikenal luas dengan jas almamater berwarna kuning cerah yang langsung mencuri perhatian. Tapi, pernahkah kita bertanya: mengapa warna kuning? Apa maknanya?
Warna kuning sering diasosiasikan dengan cahaya, kecerdasan, dan optimisme, nilai-nilai yang sangat relevan dengan semangat belajar sepanjang hayat yang diusung oleh Universitas Terbuka. Ini artinya bahwa, sebagai kampus berbasis pendidikan jarak jauh, UT ingin menyampaikan pesan bahwa ilmu pengetahuan bisa menjangkau siapa pun, di mana pun, seperti sinar matahari yang tak pernah pilih kasih.
Di tengah dominasi warna jas almamater lain seperti biru tua, hijau botol, atau merah maroon, warna kuning UT tampil beda dan mencolok. Inilah strategi visual yang kuat: ketika mahasiswa UT hadir di kegiatan akademik atau seremoni bersama perguruan tinggi lain, keberadaan mereka langsung terlihat. Ini menciptakan kesan kebanggaan dan pengakuan tersendiri. Bagi mahasiswa UT, mengenakan jas almamater kuning bukan sekadar mengikuti aturan, tapi bentuk kebanggaan karena menjadi bagian dari universitas yang inklusif dan terbuka untuk semua kalangan, termasuk mereka yang bekerja, tinggal di pelosok, atau tak bisa kuliah secara konvensional.
Di era digital, jas kuning UT sering tampil dalam unggahan mahasiswa di media sosial, terutama saat wisuda atau kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). Warna cerah ini memberi nilai visual yang kuat dan mudah dikenali. Bahkan di beberapa platform, #JasKuningUT menjadi tagar populer di kalangan mahasiswa UT. Meski tampil mencolok, jas almamater UT juga dirancang dengan bahan yang nyaman dan ringan, mengingat sebagian besar mahasiswa UT tersebar di berbagai wilayah dengan kondisi iklim yang beragam. Hal ini menunjukkan bahwa estetika dan fungsi tetap dijaga beriringan.
Jas almamater Universitas Terbuka dengan warna kuningnya yang ikonik bukan hanya soal gaya. Ia adalah simbol keterbukaan, pencerahan, dan semangat belajar tanpa batas. Dalam setiap helai kainnya, tersimpan filosofi bahwa pendidikan bisa dan harus menjangkau semua orang. Pada hari ini bahkan kita bisa melihat bahwa Universitas Terbuka (UT) hampir ada di setiap wilayah di Indonesia, yang tentu saja diiringin dengan jumlah mahasiswa yang banyak pula.